Untuk
pertama kalinya dalam sejarah, Indonesia memiliki pesawat khusus kepresidenan.
Pesawat mahal tersebut baru saja tiba di bandara Halim Perdanakusumah pagi ini.
Bila dibandingkan dengan pesawat yang biasa digunakan presiden Amerika Serikat
(AS) Air Force One, bagaimana perbedaannya?
Ada banyak
aspek yang bisa dibandingkan dari kedua pesawat tersebut. Mulai dari sejarah,
penamaan, spesifikasi teknis, hingga keamanan. Semua data sudah dipublikasikan
terbuka oleh pihak Gedung Putih dan Boeing selaku produsen pesawat.
Sejarah
Sejarah
Sejarah
penggunaan pesawat kepresidenan antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS)
berbeda. Menurut Mensesneg Sudi Silalahi, sejak merdeka 69 tahun lalu,
Indonesia belum pernah memiliki pesawat kepresidenan sendiri. Selama ini,
presiden-wapres Indonesia menggunakan pesawat sewaan dari maskapai Garuda Indonesia
atau milik TNI AU untuk bepergian antar provinsi atau ke luar negeri.
Menurut Garuda
Indonesia, Presiden SBY sering menyewa pesawat jenis 737-800 NG untuk
penerbangan domestik. Sedangkan untuk jarak jauh atau internasional menggunakan
pesawat pabrikan Airbus jenis A330.
Sementara,
presiden Amerika Serikat sudah mulai menggunakan pesawat khusus setidaknya dari
tahun 1943. Kala itu, Presiden Franklin D. Roosevelt terbang menggunakan
pesawat Boeing model 314 Clipper. Setelahnya, pesawat kepresidenan pun semakin
canggih.
Tahun 1963,
Boeing memperkenalkan pesawat berjenis 707-320B special air mission (SAM) 26000
dan 27000. Pesawat jet ini lebih modern. Hampir tujuh masa kepemimpinan
presiden menggunakan pesawat tersebut.
Untuk saat ini,
pesawat yang kerap digunakan presiden AS adalah berjenis 747-200B SAM 28000 dan
29000.
Tentang Penamaan Pesawat
Banyak yang
salah memahami arti Air Force One. Menurut situs resmi Gedung Putih, sebutan
Air Force One dipakai untuk semua pesawat jet yang digunakan oleh presiden AS,
apa pun jenisnya. Nama tersebut digunakan sebagai kode untuk alat angkut udara
presiden. Meski begitu, pihak Gedung Putih mengakui ada pesawat reguler 'Air
Force One' yang kerap digunakan presiden. Pesawat itu yang berjenis Boeing
747-200B dan memiliki dua kode ekor yakni 28000 and 29000. Pesawat Air Force
One sudah beberapa kali mampir ke Indonesia. Terakhir, saat Presiden Barack
Obama mengikuti acara East Asia Summit tahun 2011 di Bali.
Untuk pesawat
kepresidenan RI baru belum diketahui apakah ada penamaan dengan kode tertentu.
Selama ini, pesawat itu lebih sering dengan pesawat kepresidenan RI atau
pesawat RI-1. Di undangan yang dikirim ke wartawan, Mensesneg Sudi Silalahi
menyebut pesawatnya dengan nama “Pesawat Kepresidenan BBJ-2”
Spesifikasi Pesawat RI-1
Mesin: 2 Mesin
CFM56-7
Sejarah
pesawat: pembuatan dilakukan sejak tahun 2013 (Date Manufacture)
Kemampuan
Terbang
Ketinggian
maksimum: 41.000 Feet.
Endurance (Daya
Jelajah): 10 Jam.
Kecepatan
jelajah maksimum: 0,785 Mach.
Kecepatan
maksimum: 0,85 Mach
Jangkauan
jelajah maksimum: 4.620 Nm / 8.556 Km
Ukuran pesawat
Rentang sayap :
35,79 Meter
Panjang badan :
38 Meter
Tinggi pesawat
: 12,50 Meter
Ukuran lain-lain
Data muat: 4
VVIP Class Meeting Room, 2 VVIP Class (State Room), 12 Executive Area dan 44
Staff Area.
Spesifikasi Air Force One
Jumlah Kru: 26
penumpang/kru dengan kapasitas maksimal hingga 102 orang.
Panjang pesawat
dari hidung sampai ekor mencapai 70,4 meter.
Tinggi pesawat
19,4 meter. Luas ruang kabin dalam pesawat 371,6 meter persegi.
Berat pesawat
400 ton.
Mesin: General
Electric CF6-80C2B1.
Dari situs Gedung Putih disebutkan, pesawat ini mampu mengisi bahan bakar di udara. Karena itu daya jelajahnya tak terbatas. Bisa membawa presiden AS ke mana pun dia hendak pergi.
Ada sejumlah
ruangan di dalamnya, mulai dari kantor presiden, toilet dan ruang konferensi.
Ada juga ruang medis khusus yang bisa difungsikan sebagai kamar operasi, tentu
saja dengan dokter di dalamnya. Sebuah dapur khusus juga tersedia untuk memberi
makan 100 orang sekaligus.
Total ruangan
di pesawat itu luasnya mencapai 4.000 kaki persegi. Di dek tingkat pertama,
dijadikan ruang kargo dan bagasi, dek tingkat dua didominasi ruang kerja
presiden dan staf. Sementara dek tingkat ketiga dipakai untuk kokpit, lounge,
dan ruang komunikasi.
Keamanan
TNI AU menyebut
pesawat Kepresidenan RI memiliki spesifikasi keamanan yang canggih. Boeing
Business Jet-2 yang didominasi warna biru itu mampu mendeteksi rudal atau
peluru kendali yang mendekat.
"Dalam
aspek security, jika ada ancaman peluru kendali pesawat ini memiliki sensor
sehingga memberikan warning untuk langkah selanjutnya," kata Kepala Staf
Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI IB Putu Dunia.
Letkol (Pnb) Firman, salah satu perwakilan TNI AU yang ikut dalam penerbangan dari AS tersebut mengatakan, pesawat Kepresidenan RI bisa mengetahui juga keberadaan pesawat lain. Radar yang dipasang di dalamnya sangat canggih. Sayangnya, burung besi itu tak punya fungsi perlawanan.
Bagaimana dengan Air Force One? Dalam situs resmi Gedung Putih disebutkan, sistem elektronik pesawat tersebut disebut terlindungi dari getaran elektromagnetik. Pesawat juga memiliki sistem komunikasi yang terlindungi dari penyadapan. Sedikitnya ada 87 sambungan telepon berbeda di dalam, dan 28 di antaranya aman.
Air Force One juga memiliki peralatan antirudal. Pesawat ini memiliki alat khusus yang bisa membutakan rudal pencari infra merah. Sejumlah alat yang terpasang di dalamnya diklaim bisa mengacak sinyal rudal. Masih banyak spesifikasi keamanan lain yang dirahasiakan.
Harga Unit
Dari situs
Wikipedia, diketahui harga satu pesawat Air Force One Boing 747-200B VC-25
senilai US$ 325 juta. Ada dua pesawat yang dibangun dengan spesifikasi sama,
yakni nomor ekor SAM 28000 dan 29000.
Dua pesawat tersebut kini dikelola oleh pihak militer AS. Setiap perjalanannya adalah bagian dari misi militer.
Sedangkan harga pesawat kepresidenan RI-1 lebih murah, Rp 840 miliar. Menurut Mensesneg Sudi Silalahi, nilai itu terdiri dari biaya pesawat dan pembuatan interior. Pesawat sudah dibangun sejak tahun 2013 lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar