Kamis, 10 April 2014

Sriwijaya Air Tutup Seluruh Rute di Pekanbaru Dalam Rangka Restrukturisasi

Maskapai penerbangan Sriwijaya Air dikabarkan telah menghentikan seluruh rute penerbangannya dari dan menuju Pekanbaru sejak satu bulan lalu. Kabar itu juga tidak ditampik oleh Sriwijaya Air yang mengatakan bahwa penghentian seluruh penerbangan di Pekanbaru hanya untuk sementara waktu saja.

District Manager Sriwijaya Air Pekanbaru Yulisa mengatakan bahwa penutupan rute penerbangan di Pekanbaru sebagai bentuk restrukturisasi rute. “Kami memang menghentikan penerbangan dari dan ke Pekanbaru dalam rangka restrukturisasi rute, tetapi sifatnya hanya sementara,” kata Yulisa dikutip dari Kompas, Selasa (8/4/2014).

Meskipun demikian, Yulisa tidak menjelaskan kapan Sriwijaya Air akan kembali beroperasi di Pekanbaru. Menurutnya, saat ini manajemen masih mengkaji ulang rute penerbangan dari Pekanbaru ke Jakarta, Batam, dan Medan maupun sebaliknya.

Sementara itu, Kepala Humas Sriwijaya Air Agus Soejono menuturkan, pengurangan rute penerbangan bisa mengurangi beban yang ditanggung perusahaan. “Ada beberapa rute yang ditutup, terutama semua rute yang menuju Pekanbaru. Selain jumlah penumpangnya rendah, di sana juga berulang kali ditutup karena kabut asap. Lebih baik kami menutup rute itu, lalu memindahkan ke rute lain yang lebih baik,” papar Agus.

Airport Duty Manager Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Baiquni menyatakan bahwa berhentinya operasional penerbangan Sriwijaya Air di Pekanbaru terkesan mendadak. Menurut Baiquni, penerbangan di Pekanbaru memang memiliki persaingan yang cukup ketat. Setidaknya ada 16 maskapai penerbangan yang melayani penerbangan dari dan menuju Pekanbaru.


Baiquni menjelaskan, pada rute-rute yang dioperasikan Sriwijaya Air dari Pekanbaru, maskapai itu harus bersaing dengan Garuda Indonesia, Lion Air, Indonesia AirAsia, dan Tigerair Mandala. Misalnya saja, rute Pekanbaru-Medan sebelumnya hanya dilayani oleh Sriwijaya Air dan Lion Air, tapi kini juga dioperasikan oleh Indonesia AirAsia dan Garuda Indonesia, sehingga persaingan akan semakin berat.

Tidak ada komentar: